Sabtu, 27 Juni 2009

idealisme kehidupan yang monoton !

Adakalanya sesuatu yang kita inginkan di dunia ini tidak pernah kunjung datang. Adakalanya juga sesuatu yang kita inginkan itu datang, ternyata tidak baik buat kita. Dan sesuatu yang tidak kita sukai ternyata ada disekitar hidup kita.

Manusia menyimpan angan – angan, keinginan, cita – cita dalam dirinya. Dalam hidupnya didedikasikan untuk mewujudkan keinginannya. Sibuk untuk mewujudkan angan – angan itu seakan manusia mempunyai kekuasaan untuk mengatur dunia ini dengan tangannya, kepintarannya, ilmunya, kehebatannya, dan kekayaannya. Bahkan manusia menjadikan Tuhan menjadi pembantunya. Dengan doanya dia meminta ini itu, memohon untuk ditambah kekayaannya, kekuasaannya, kecantikan atau ketampanannya.

Tanpa disadarinya, apa yang direncanakan berujung pada kekecewaan, cita- cita dan angan – angan mewujud, namun ternyata bukan membuat dirinya bahagia, yang ada hanya muncul masalah – masalah baru dalam hidupnya. Keinginan tercapai dalam hidup, namun makin menjauhkan diri dengan keluarganya. Ya, manusia hanya bisa berkeinginan, cuman tidak tahu baik atau tidak bagi dirinya. Kenyataan – kenyataan pahit itu pantas kita terima dalam hidup dan kehidupan ini.

Banyak orang yang pergi pagi pulang larut malam untuk mencari penghidupan. Walau rumah dan mobil mewah dah didapat. Pada saat anak berangkat sekolah, dia masih tidur. Saat anaknya sudah tidur, sang bapak baru datang. Nyaris anak2nya dan istrinya tdk pernah ketemu bapaknya. Demi cita – cita untuk pensiun dini, berharap tanpa kerja lagi, uang mengalir sendiri, sehingga waktu bercengkrama dg keluarga dan teman – temannya lebih luang. Ya begitulah demi materi melewatkan kebahagiaan keluarga, waktu dengan Tuahannya, padahal cita – citanya hanya untuk bisa seperti kehidupan ayah saya.

Ayah saya kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang untuk sekedar mencari uang makan hari esok. Setelah sholat dimasjid, sehabis makan siang, Ayah istirahat hingga Ashar. Setelah Ashar waktu bersama dg ibu didepan TV. menjelang magrib ayah ngaji. Tengah malam hingga subuh bertahajud dengan ibu. Setiap minggu malam ada waktu berkumpul dg para tetangga dalam pengajian. Saat liburan anak2nya pada kumpul dirumah.

Hidup yang bahagia penuh dengan berkah bisa didapat sekarang juga tanpa menunggu bertahun – tahun untuk mewujudkannya. Buka mata hati, lihatlah disekitar anda, bangunlah, dg bangun yang sesadar – sadarnya.

Hidup adalah sekarang, bukan kemaren dan bukan esok. Jangan korbankan kebahagian sekarang untuk cita – cita bahagia esok hari yang belum tentu.

Manusia seakan bisa mengatur dunia ini, namun fakta membuktikan cita – cita tidak semanis harapan. Berusahalah untuk membahagiakan orang terdekatmu, ciptakan bahagia sekarang juga, tugas kita adalah mematuhi perintahNya, biarlah Tuhan yang mengatur Dunia dan hidupmu. Karena Tuhan tahu yang baik bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar